Kamis, 07 Juni 2012

AKU TERPAKSA MENIKAH DENGANMU DAN AKU MENYESSAL

  Saat senja mulai beranjak,ketika hati sudah mulai resah.Rasa yang penuh sesak di dada ini ingin sekali cepat tertumpah.Kutepiskan semua di sudut hati.Menyembunyikannya di depan anak anak ataupun keluarga.Jeritan hati yang selalu terpendam,selalu luluh dengan untaian kata kata dari suaramu.
  8 November 1998,aku memulai hidup baru dengan seorang laki laki yang tak pernah aku kenal sebelumnya.Rasa putus asa,terhimpit oleh keadaan,tanggung jawab seorang anak tertua membuatku menerima perjodohan itu.satu tahun pertama aku belum bisa merasakan bagaimana hidup berumah tangga karena mungkin aku masih belajar adaptasi adat dsb dr keluarga suami.Dari situ juga aku mulai merasakan pernikahan tanpa didasari cinta menjalaninya bagaikan seorang pembantu rumah tangga.Kata kata kasar dari mertua,ipar dan bahkan suamiku sendiri menjadi nyanyian setiap hari bagiku.Aku bertahan karena demi keluarga.Aku jadikan semua hinaan dan cacian mereka sebagai cambuk bagiku bahwasannya aku harus bisa bangkit dari keadaan itu yang pada saat itu aku benar benar tidak tahu bagaimana mencari uang.Aku selalu di banding bandingkan dengan mantan pacar suamiku.Padahal di bandingkan adalah hal yang aku paling benci di hidupku.Hari hariku selalu dengan air mata semua aku hanya bisa berbagi dengan sahabatku ARIF.Setelah pernikahan aku sempat pulang ke PONOROGO karena rindu dengan ibu.Sampai di Ponorogo aku temui sahabatku arif yang kebetulan juga tetanggaku.Aku tak perduli apa kata orang atau kata kata keluargaku atas sikapku pergi jalan dengan arif.Di depan dia aku tumpahkan semua ceritaku,semua dukaku atas pernikahan itu.Dia seorang sahabat yang sangat tahu keadaanku dari kecil.Saat itu dia hanya bisa menghiburku dengan kata kata seperti layaknya keluarga atau teman yang lain...''SEMUA SUDAH MENJADI TAKDIRKU..'',saat itu yang ada di benakku hanyalah dia mau menemani aku dengan semua cerita pahit dan tangisku.Aku tak merasa kan sedikitpun sungkan atas curhatku ke arif.Aku juga masih ingat saat itu aku menanyakan dirimu kepadanya,tapi semua sudah benar benar sirna aku mulai lepaskan asa di hatiku untuk bisa bertemu denganmu.
     23 november 1999 aku melahirkan putri kami Rts.SHELLA NOVIANI INDATI.Dengan kelahiran putriku aku berharap bisa merubah sikap suamiku kepada kami,tapi ternyata tak ada perubahan sedikitpun di dirinya.Dia tetap dengan sikapnya acuh dengan aku bahkan anakku bagi dia aku dan anakku cukup dengan materi.Dia tetap asyik dengan teman temannya dan bagi dia keluarga maksudnya orang tuanya lebih penting di banding kami.Aku tetap bersabar dengan keadaan itu,wajah ibu dan keluargaku yang membuatku aku bertahan.Aku hanya bisa nangis nangis dan nangis.Setiap selesai sholat tak lepas doaku hanya YA ALLAH BERI AKU YANG TERBAIK,AKU PASRAHKAN SEMUA KEPADA MU.Aku benar benar sendiri dengan keadaan seperti itu.Aku tak pernah mendapatkan kasih sayang sebagai istri dari seorang suami.Aku tak pernah berkecil hati karena ada putriku SHELLA.Saat aku melahirkan shella pun mertuaku juga melahirkan,jadi rasa iri rasa tersaingi kepadaku semakin menjadi karena papa sangat mengharapkan anak perempuan dan saat itu shella adalah cucu pertama perempuan.Semakin terlihat jarak antara mama dengan aku karena papa yang lebih sering menggendong SHELLA daripada menggendong ILHAM anaknya.Aku sedikit merasa lega minimal masih ada papa yang selalu menemaniku.
    Entah kenapa hari itu aku tiba tiba pengen belanja sendiri keperluan bayiku.Dan mimpi apa juga suamiku mau mengantarnya.Tanpa ada perasaan curiga sedikitpun aku biarkan suamiku ngobrol dengan salah satu karyawati toko itu.Sampai rumah aku yang mulai tahu bahasa daerah jambi terkejut dengan perkataan suamiku.Dengan tanpa dosa dia cerita kalau tadi ketemu mantan pacarnya dan mereka sempat ngobrol.Sekali lagi aku hanya bisa nangis.Besoknya kita kumpul papa,mama,kakak dan suamiku.Kita membicarakan masalah kemarin.Mungkin ini salah satu yang aku bisa banggakan dari suamiku meski tak enak dengarnya minimal dia sudah jujur atas kejadian kemarin.AKU SUDAH NIKAH DENGAN NANIK DAN SEKARANG SUDAH ADA SHELLA.AKU TANGGUNG JAWAB KEPADA MEREKA TAPI TIDAK UNTUK MENCINTAI NANIK KARENA AKU BELUM BISA MENCINTAINYA.Kata kata simpel tapi memang mewakili perasaan dia.Aku tidak bisa berkata apa apa.
  Lambat laun aku mulai bisa menerima keadaan rumah tangga kami.Aku mulai bisa mengimbangi semua sikap suamiku.Aku sendiri juga sudah mulai tidak perduli dengan cinta di hati yang sedikitpun tak pernah berubah.Dengan keadaan dan keputusanku menerima perjodohan itu apa aku masih pantas untuk mengingatnya.??Dari situ aku juga mulai menyalahkan diriku sendiri dan mulai belajar menerima kenyataan bahwa aku sudah milik orang lain dan aku juga tidak pantas untuk mengingatnya.Meski cinta dan hati ini tak berubah sedikitpun kepadanya...aku juga masih ingat kata kata arif kalau kalian jodoh dan memamg di pertemukan pasti suatu saat ketemu.
   Aku mulai bisa menata diri,aku suport diriku sendiri.Aku tidak mau diremehkan oleh mama ataupun ipar ku yang selalu bilang cuma bisa pegang kuali,dan periuk di dapur tak bisa merias diri,tidak tahu masak.Aku jadikan cacian itu sebagai cambukku untuk bisa menjadi yang seperti mereka harapkan.Aku harus bisa dan bisa merubah perkataaan mereka.Aku akan buktikan kepada mereka bahwasannya suatu saat nanti kalian pasti membanggakan diriku.
 
 

2 komentar: